Wednesday, April 16, 2014

Konsep Performa Diskusi



1.      Pengertian Diskusi
Morgan., et al (1976) menyatakan bahwa diskusi kelompok yang ideal adalah berpartipasinya sekelompok orang dalam diskusi suatu subjek atau masalah yang memerlukan informasi atau tindakan lebih lanjut. Sementara, menurut Kang & Song (1984) mendefinisikan sidkusi kelompok sebagai pertemuan atau percakapan antara dua orang atau lebih yang membahas topik tertentu yang menjadi pusat perhatian bersama. Ada ciri-ciri kelompok menurut Kang & Song, yaitu:
·         Adanya interaksi antara anggota
·         Ada kepemimpinan
·         Ada tujuan yang akan dicapai
·         Ada norma yang diikuti
·         Melibatkan emosi

2.      Manfaat Diskusi
Mengapa kelompok ini memilih diskusi karena manfaat diskusi kelompok pada pendidikan orang dewasa adalah:
a)      Diskusi memberi kesempatan kepada setiap peserta untuk menyampaikan pendapatnya, mendorong setiap individu untuk berpikir dan mengambil keputusan.
b)      Belajar sambil bekerja, yaitu mereka yang aktif secara fisik dan mental dalam diskusi.
c)      Diskusi cenderung menbuat peserta lebih toleran dan berwawasan luas.
d)     Diskusi mendorong seseorang untuk mendengarkan dengan baik.
e)      Menberikan alat pemersatu fakta dan pendapat peserta diskusi sehingga kesimpulan dapat diambil.
f)       Melalui metode diskusi peserta dapat proses pembelajaran, misalnya pemimpin dapat berlatih.




3.      Tujuan Diskusi
Tujuan diskusi yang akan diselenggarakan adalah
a)      Sebagai sarana untuk bertukar pendapat tentang suatu masalah.
b)      Diskusi digunakan untuk mendorong agar oang sadar kan adanya masalah.
c)      Membantu dalam mengidentifikasi masalah, membantu dalam pemecahan masalah.
d)     Memberikan kesempatan untuk merencanakan program aksi.

4.      Metode Khusus
Metode khusus yang digunakan adalah brainstorming (curah pendapat), yaitu salah satu bentuk berpikir kreatif sehingga pertimbangan memberikan jalan untuk berinisiatif kratif.
Alasan mengapa memilih teknik brainstorming (curah pendapat) yakni agara paa peserta aktif dalam mencurahkan semua ide yang timbul dari pemikirannya berdasarkan topik yang diusung, teknik ini paling efektif dalam kelompok yang kecil, tidal lebih dari 12-15 orang saja.
Struktur teknik brainstorming (curah pendapat), yaitu:
1.      Sesi pertama, menampung sebanyak mungkin ide-ide atas topik yang ditawarkan.
2.      Sesi kedua, dilakukan penilaian atau evaluasi terhadap ide-ide yang sudah disampaikan.

5.      Tim Kepemimpinan
a)      Pimpinan diskusi         : Kurnia Boby Safarov            (121301054)
                                     Ibrahim Azhari                       (121301079)
b)      Pengamat proses         : Nanda Rizkita                       (121301025)
                                     Arifah Rakatasya Siregar       (121301052)
c)      Notulen                       : Muthia Audina                      (121301029)
d)     Narasumber                 : Denny Wahyudi                    (121301050)
                                     



6.      Topik atau Isu
Topik atau Isu yang akan dibahas adalah “Kekerasan Seksual pada Anak”. Isu tersebut akan dibahas dari sisi Psikologi, yakni: bagaimana tugas perkembangan yang menjadi korban pelecehan, apa yang menyebabkan pelaku melakukan perbuatan kekerasan seksual anak (faktor-faktor, situasional).
Berikut adalah kronologi kasus yang akan kelompok diskusi angkat menjadi topik diskusi:
Dewasa ini, seperti yang kita tahu banyak kasus kriminal terhadap anak-anak, salah satunya adalah pelecehan seksual. Salah satunya, kasus pelecehan seksual terhadap bocah TK di sebuah sekolah internasional di Jakarta Selatan menjadi perhatian serius Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Seorang anak laki-laki berumur lima tahun menjadi korban kekerasan seksual di toilet sekolahnya. Dimana pelakunya merupakan karyawan kontrak di sekolah tersebut. Menurut pengakuan korban, pelaku berjumlah lima orang. Ibu korban berinisial T (40) mengatakan dirinya mencium adanya kejanggalan terhadap perilaku anaknya tersebut yakni pada pertengahan Maret 2014.

“Anak saya jadi sering ketakukan, mengigau dan berteriak saat tidur. Saya sempat frustrasi, dia tidak mau bicara soal perubahan itu. Anak saya juga tidak mau sekolah,” ujar T di Jakarta, Senin (14/4/2014).

Hingga pada akhirnya pada 20 Maret 2014, T menemukan luka memar di perut sebelah kanan anaknya. T pun menanyakan perihal luka itu pada sang anak. Dan anaknya mengakui menjadi korban kekerasan di toiletnya.

“Anak saya akhirnya bilang dia mendapat tindakan kekerasan seksual di kamar mandi sekolah. Dan dia dipukuli sebelum mendapatkan pelecehan seksual melalui anusnya. Akhirnya pada 24 Maret 2014 saya lapor ke Polda Metro," tutur T.

Kata Erlinda, pihak sekolah mengaku lalai dalam merekrut outsourcing. Sekolah kurang selektif dalam memilih pekerja, meski pun sudah melakukannya melalui prosedur yang berlaku.
“Mereka beralasan ini akibat salah memih outsourcing. Padahal mereka mengklaim sudah lakukan SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam merekrut pekerja outsourcing,” ujar Erlinda saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Dia menjelaskan, KPAI sudah meminta kepada pihak sekolah untuk bertemu dengan orangtua korban. Namun pihak sekolah belum mengizinkan. KPAI diminta sekolah membawa surat resmi jika ingin berbicara dengan orangtua korban.
7.      Alat Bantu Audio Visual

·         Film pendek/video singkat
      Pada saat pelaksanaan diskusi akan menampilkan sebuah film pendek ataupun video singkat berkaitan tentang topik diskusi. Mengapa kelompok diskusi memilih alat bantu berupa film/video dalam menunjang pembelajaran diskusi, tidak lain karena seyogiyanya alat bantu harus dapat mengajarkan sesuatu, bukan hanya menampilkan sesuatu. Kemudian, kelompok diskusi berasumsi bahwa film/video akan dapat menarik perhatian para peserta diskusi, dapat menayangkan peristiwa/acara yg telah terjadi, bisa menganalisa tindakan atai pertumbuhan tertentu, dapat menimbulkan emosi; baik postif maupun negatif, dan dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan secara jelas dan cermat. Menurut Suprijanto di dalam Pendidikan Orang Dewasa juga dujelaskan bahwa alat bantu berupa film kurnag efektif jika diberikan tersendiri, maka dari itu haris digunakan bersama dengan metode lain setelay penayangan film selesai. Penjelasan ini semakin merperkuat kelompok dalam memilih film/video sebagai alat bantu, metode diskusi sangat bermanfaat dilakukan setelah penayangan sebuah film/video. Film/video tersebut menjadi stimulus untuk para peserta dalam memberikan pendapat atau ide sehingga didapatkan hasil output yang maksimal pada saat forum diskusi berlangsung.
·         Slide/LCD Projection Panel
      Digunakan sebagai untuk menampilkan tema diskusi serta poin-poin penting apa yang harus didiskusikan. Kelebihan dari Slide/LCD Projection Panel adalah penampilannya dapat berwarna, dapat diprogram urutan belakang, layout, transisi, dan animasinya.
·         Proyektor
Alat bantu yang digunakan untuk menampilkan slide/LCD projection panel.

·         Papan tulis
Digunakan sebagai alat untuk menuliskan jalannya diskusi yang sedang berlangsung, umumnya garis besarnya saja, misalnya ide-ide yang telah disampaikan, tahap-tahap menuju pemecahan masalah, kesimpulan diskusi.

Sumber:
Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT Bumi Aksara




Pentingnya Posture



Tidak ada yang ingin menunjukkan bahwa Anda dapat memberitahu rincian dari apa yang seseorang pikirkan hanya dari mengamati postur tubuhnya. Hal ini dimungkinkan, meskipun, untuk memberitahu banyak tentang keadaan pikiran mereka, apakah mereka berharap atau depresi, percaya diri atau malu, dominan atau tunduk dan sebagainya. Misalnya, mereka yang merasa penuh harapan, percaya diri atau dominan umumnya akan mengadopsi lebih tegak postur tubuh daripada mereka yang merasa tertekan, malu atau tunduk. Pengamatan Postur demikian kegiatan yang bermanfaat, terutama sebelum pertemuan dimulai, karena dapat membimbing kita dalam menentukan apa yang mungkin menjadi pendekatan yang paling produktif untuk membuat untuk orang lain. Postur juga memiliki keuntungan bahwa mereka dapat secara akurat diamati pada jarak tertentu, seperti, misalnya, ekspresi wajah, di mana tingkat yang lebih besar kedekatan diperlukan.
  • Sikap positif terhadap orang lain cenderung disertai dengan belajar ke depan, terutama ketika duduk.
  • Sikap negatif atau bermusuhan yang ditandai dengan bersandar ke belakang.
  • Sikap tidak simpatik dapat ditunjukkan oleh tangan terlipat di dada
  • Openness, aksesibilitas dan kemauan umum untuk berinteraksi dapat dinyatakan dengan tangan diadakan longgar turun di 'telapak tangan terlihat' posisi, dengan sisi tubuh.
Sikap santai dalam sebuah pertemuan, misalnya, ditandai dengan:
  • Lengan asimetris dan posisi kaki.
  • menyamping ramping, longgar, memegang tangan, dan
  • mundur bersandar tubuh.
Posisi ini adalah yang paling sering digunakan ketika salam individu lain menyajikan sebagai status sama atau lebih rendah pada dirinya sendiri. Postur kurang santai digunakan ketika kehadiran orang lain tidak disukai.
Perempuan, saat duduk, mengadopsi postur lengan terbuka di hadapan seseorang yang mereka sukai. Jika lengan terlipat di dada, ini menunjukkan kurangnya relaksasi dan biasanya diperparah dengan ketidakpedulian atau tidak suka.

Resep Rahasia~

Banyak alasan orang buat masuk grup ataupun komunitas. Ternyata ada beberapa syarat bagi anggota kelompok agar kelompok dapat bekerja maksimal.
Karakteristik perilaku yang paling sering diinginkan dalam kelompok sering disebut sebagai “5 C”, yaitu cooperating, coordinating, communication, comforting, dan conflict resolving.
  1. Cooperating. Anggota kelompok yang efektif mau dan dapat bekerja bersama-sama daripada sendirian. Termasuk dalah hal berbagi sumber daya dan adaptif atas kebutuhan kelompok, seperti penentuan jadwal kerja, pemakaian mesin dan lain lain.
  2. Coordinating. Anggota kelompok yang efektif dapat mengatur suatu pekerjaan agar pekerjaan itu dapat dikerjakan secara efisien dan harmonis.
  3. Communicating. Anggota kelompok yang efektif memberikan informasi secara bebas, efisien (dengan bahasa yang mudah dimengerti), dan menghormati lawan bicara (memperkecil kemungkinan emosi negatif). Dan juga dapat menjadi pendengar yang baik.
  4. Comforting. Setiap anggota dapat membantu anggota yang lain untuk menjaga psikologis yang sehat dan positif dari masing-masing anggota. Mereka memperlihatkan empati, memberikan kenyamanan, dan membangun rasa percaya diri antar anggota.
  5. Conflict resolving. Konflik adalah hal yang lumrah dalam kehidupan sosial. Maka anggota kelompok yang efektif harus memiliki kemampuan untuk dapat menyelesaikan konflik antar anggota. 
Diharapkan dengan 5 karakteristik diatas, kelompok tersebut dapat bekerja secara maksimal. Tiap anggota memiliki kualitas masing-masing sehingga tujuan dari kelompok tersebut dapat tercapai.